Assalamualaikum
Wr. Wb.
Pada
kesempatan kali ini, peulis mencoba untuk mengangkat topik yang sudah umum dan
ingin mengkajinya menjadi lebih dalam yaitu Tempat Ibadah Agama Islam. Semoga
lewat postingan ini, dapat memberikan pengetahuan tambahan kpada para sahabat
secara mendalam. Jadi kita tidak hanya mengetahui hanya sebatas masjid tetapi
ingin menggali pemahaman lebih mendalam.
Secara
umum, di Negara kita mengakui keberadaaan 6 agama yang sah dan tentunya
dilindungu oleh undang-undang yang menjadi hukum yang sah di Negara kita. Dulu kita
hanya mengakui adanya 5 agama yang sah, namun di era kepemimpinan Presiden ke-5 yaitu Megawati Soekarno Putri, kemudian mengumumkan lewat keputusan presiden dengan
menambah adanya satu agam yang sah yaitu Kong Hu Cu. Terlepas dari itu, penulis
ingin memberikan informasi tambahan dari 6 agama tersebut yaitu :
- Agama Islam, tempat ibadahnya adalah Masjid
- Agama Kristen, tempat ibadahnya adalah Gereja
- Agama Katolik, tempat ibadahnya adalah Gereja
- Agama Hindu, tempat ibadahnya adalah Pura
- Agama Budha, tempat ibadahnya adalah Vihara
- Agama Kong Hu Cu, tempat ibadahnya adalah Li Tang atau Klenteng
Seperti
yang kita ketahui bahwa Masjid atau mesjid adalah
sebuah tempat ibadah bagi umat muslim.
Masjid berarti tempat untuk bersujud. Adapun mesjid yang berukuran kecil juga
disebut sebagai musholla, langgar, atau surau. Selain tempat ibadah, masjid juga sebagai suatu
pusat kehidupan komunitas muslim. Berbagai adanya Kegiatan - kegiatan perayaan hari
besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an juga dilaksanakan
di Masjid. Bahkan dalam berbagai sejarah Islam di dunia menjelaskan secara
rinci bahwa masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan,
perpolitikan, bahkan hingga kemiliteran
Adapun masjid berasal dari kata sajada yang berarti sujud atau tunduk. Kata masjid
sendiri berasal dari bahasa Aram. Kata masgid (m-s-g-d) ditemukan dalam sebuah
inskripsi dari abad ke 5 Sebelum Masehi. Kata masgid (m-s-g-d) ini berarti "tiang
suci" atau "tempat sembahan". Sedangkan kata masjid dalam bahasa inggris disebut mosque, dan kata mosque ini berasal dari kata mezquita yang
berasal dari bahasa spanyol. Dan kata dari
kata mosque kemudian menjadi sangat populer dan
dipakai dalam bahasa Inggris secara luas.
Berdasarkan gaya arsitektur dalam membangun mesjid juga
menjadi popular dengan mengikuti berbagai peradaban dan budaya local yang ada,
maka tak heran jika para kaum tionghoa membuat mesjid dengan mengikuti budaya
cina, ataukah umat islam di bali yang membuat mesjid dengan mengikuti budaya local
ataukah umat ilam pada zaman kejayaan kerjaaan hindu – budha pun mengikuti gaya
local dan kejayaan yang ada pada masanya. Gaya arsitektur banyak mengalami
perubahan terutama pada bagian bentuk, menara, kubah, ruang shalat, dan
berbagai fasilitas tambahan lainnya. Biasanya perubahan bentuk dari masjid
terlihat pada gaya bentuk abbasi yang secara umum, bentuk T. bentuk hypostyle adalah
bentuk-bentuk awal masjid yang sering dipakai dan dipelopori oleh seorang tokoh
popular bernama Bani Umayyah. Masjid ini berbentuk persegi ataupun persegi
panjang yang dibangun pada sebuah dataran dengan halaman yang tertutup dan
tempat ibadah di dalamnya. Halaman di bagian masjid juga dipergunakan untuk
menampung jamaah pada hari Jumat.
Beberapa masjid berbentuk hypostyle ayau masjid yang berukuran besar,
biasanya mempunyai atap datar diatasnya, dan digunakan untuk penopang
tiang-tiang. Contohnya adalah Masjid Kordoba, di Kordoba, yang dibangun dengan 850 buah tiang. Beberapa
masjid bergaya hypostyle memiliki atap melengkung yang
memberikan keteduhan bagi jamaah di masjid. Masjid bergaya arab-plan mulai
dibangun pada masa Abbasiyah dan Umayyah,
tapi masjid bergaya arab-plan tidak terlalu disenangi.
Kubah merupakan bagian dari
pembangunan masjid yang menjadi suatu ciri khas dari sebuah masjid. Bahkan
terkadang pembangunan kubah masjid diperluas menjadi sama luas dengan tempat
ibadah di bawahnya. Secara umum pembangunan kubah memakai bentuk setengah
bulat, akan tetapi ada yang unik pada masjid-masjid di daerah India dan Pakistan memakai
kubah berbentuk bawang.
Bagian lain dari pembangunan sebuah masjid adalah dengan keberadaan
menara. Menara tersebut berasal dari bahasa Arab yaitu "nar" yang
artinya "api" (api di atas menara/lampu) yang tujuannya dapat terlihat
dari kejauhan. Pembangunn menara di masjid biasanya dibuat lebih tinggi dan berada di bagian pojok
dari kompleks masjid. Pembangunan berbagai Masjid pada zaman Nabi Muhammad
tidak memiliki menara, dan hal ini mulai diterapkan oleh pengikut ajaran Wahabiyyah, yang melarang pembangunan menara dan menganggap
menara tidak begitu penting dalam pembangunan suatu masjid. Menara pertama kali
dibangun di Basrapada pada
tahun 665 sewaktu pemerintahan Khalifah Bani Umayyah, Muawiyah I, yang mendukung
pembangunan menara masjid untuk menyaingi menara-menara lonceng pada gereja. Adapun pembangunan Menara Masjid bertujuan sebagai tempat muazin dalam mengumandangkan azan.
Pada bagian ruang shalat atau ruang
ibadah, tidak terdapat meja dan kursi, sehingga memungkinkan para jamaah untuk
mengisi shaf atau barisan-barisan yang ada di
dalam ruang salat. Adapun ruang salat biasanya terdapat kaligrafi dari potongan
ayat Al-Qur'an untuk memperlihatkan keindahan agama Islam serta Al-Qur'an.
Ruang salat mengarah ke kiblat yaitu ke arah Ka'bah,
sebagai kiblat umat Islam. Adapun dalam ruang ibadah juga terdapat
mihrab dan mimbar. Mihrab adalah
tempat imam memimpin salat, sedangkan mimbar adalah
tempat khatib menyampaikan khutbah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar